Apa Itu HIV dan AIDS, dan Bagaimana Gejalanya

HIV & AIDS

Human Immunodeficiency Virus atau yang biasa kita kenal dengan HIV adalah sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh seseorang yang terjangkit dan selanjutnya virus tersebut melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan berbagai infeksi dan penyakit. Untuk saat ini obat atau metode penyembuhan HIV belum dapat ditemukan.

Dalam kasus seseorang yang mengidap HIV, dengan menjalani pengobatan tertentu dan secara rutin pengidap HIV bisa memperlambat perkembangan penyakit ini, sehingga pengidap HIV dapat menjalani aktifitas dengan normal.

Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang biasa kita kenal dengan AIDS adalah sebuah kondisi pada seseorang, di mana orang yang terjangkit HIV sudah dalam tahap infeksi akhir. Ketika seseorang sudah pada fase AIDS, maka tubuh seseorang tersebut tidak lagi memiliki kemampuan untuk dapat melawan infeksi yang ditimbulkan akibat AIDS.

Gejala HIV & AIDS

Gejala yang biasa ditemukan pada orang yang mengidap HIV akan mengalami flu ringan pada 2–6 minggu setelah orang tersebut terinfeksi HIV. Flu dapat disertai dengan gejala lain seperti demam hebat serta sakit pada sekujur tubuh dan dapat bertahan selama 1–2 minggu sampai tubuh serasa normal kembali.

Setelah flu membaik dan tubuh kembali normal, gejala lainnya mungkin tidak akan terdeteksi dan terlihat selama bertahun-tahun lamanya meski virus HIV sudah merusak kekebalan tubuh pada penderitanya, sampai HIV terus berkembang sehingga lanjut menjadi AIDS.

Sering terjadi seseorang baru mengetahui bahwa dirinya mengidap HIV, setelah orang itu memeriksakan diri ke dokter akibat terkena penyakit yang terlalu parah akibat melemahnya daya tahan tubuh orang tersebut. Penyakit parah yang sering ditemui antara lain pneumonia, diare kronis, dan kerusakan pada sel darah.

Pengobatan HIV & AIDS

Untuk saat ini belum ditemukan obat untuk dapat menyembuhkan seseorang yang mengidap penyakit HIV & AIDS, Penderita yang telah melakukan pemeriksaan dan didiagnosis mengidap HIV harus segera mendapatkan pengobatan berupa terapi antiretroviral atau (ARV). ARV bekerja dengan cara mencegah virus HIV bertambah menjadi banyak sehingga tidak menyerang sistem kekebalan tubuh seseorang.

Selama pasien menjalani pengobatan dengan mengonsumsi obat antiretroviral (ARV), dokter akan memonitor jumlah sel CD4 dan virus pada tubuh pasien, untuk menilai respons pasien terhadap pengobatan yang sedang berlangsungnya pengobatan. Menghitung  sel CD4 nantinya akan dilakukan setiap 3–6 bulan. Sedangkan pemeriksaan HIV RNA, dilakukan oleh dokter sejak awal pengobatan, lalu dilanjut setiap 3–4 bulan selama masa pengobatan sedang berjalan.

Sumber:

Kementerian Kesehatan RI/HIV dan AIDS

Kemenkes RI. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

HIV.gov.